RS PKU Jogja

PERAWATAN LUKA PERINIUM PADA IBU POST PARTUM SPONTAN

 

Persalinan merupakan momen yang penuh tantangan dan keajaiban bagi seorang ibu. Proses ini sering kali diiringi oleh berbagi perubahan fisiologis dan emosional yang signifikan. Meskipun persalinan adalah peristiwa alami, dia juga dapat memberikan resiko komplikasi kesehatan terutama pada luka perineum. Infeksi luka perineum merupakan salah satu komplikasi yang sering terjadi pada ibu yang melahirkan secara spontan. Luka ini terjadi daerah vagina sampai dengan anus. Infeksi pada luka ini dapat menyebabkan ketidak nyamanan atau perdarahan yang berlebihan, serta komplikasi yang lebih serius.

Kesehatan ibu dan bayi merupakan prioritas utama dalam bidang kesehatan masyarakat. Persalinan spontan yang terjadi secara alami tanpa intervensi medis yang signifikan, dianggap sebagai metode yang paling diinginkan dan aman bagi kebanyakan ibu dan bayi. Namun demikian, persalinan spontan juga dapat menimbulkan resiko tertentu terutama terkait dengan luka perineum. Luka perineum sering kali terjadi selama persalinan spontan, terutama pada persalinan vaginal yang normal. Luka ini dapat meliputi robekan pada jaringan perineum, termasuk robekan pada vagina, dinding perineum dan otot-otot sekitarnya. Sebagai respon terhadap luka tersebut, tubuh berusaha menyembuhkan diri sendiri namun terdapat resiko infeksi yang dapat menggangu proses penyembuhan.

Faktor-faktor Yang mempengaruhi Resiko Infeksi Luka Perineum

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi risiko infeksi luka perineum yang merupakan salah satu komplikasi yang dapat terjadi pada ibu setelah persalinan spontan. Infeksi luka perineum terjadi ketika luka pada daerah perineum yang merupakan area antara vagina dan anus terinfeksi oleh bakteri. Salah satu factor yang dapat mempengaruhi risiko infeksi luka perineum adalah durasi persalinan, Persalinan yang lebih lama cenderung meningkatkan risiko infeksi karena adanya tekanan yang berkepanjangan pada area perineum yang dapat meyebabkan kerusakan jaringan dan memudahkan masuknya bakteri. Penggunaan instrument bantu seperti forsep atau vakum juga dapat meningkatkan risiko infeksi. Penggunaan alat-alat ini dapat

 

menyebabkan luka yang lebih besar pada perineum,serta meningkatkan kemungkinan kerusakan jarinagan dan perdarahan yang semuanya dapat meningkatkan risiko infeksi.

Selain itu ukuran bayi juga menjadi factor penting. Bayi yang lebih besar cenderung menyebabkan tekanan yang lebih besar pada perineum saat persalinan,meningkatkan risiko robekan dan luka. Presentasi janin juga berpengaruh,presentasi bokong atau janin yang tidak tepat dapat membuat persalinan menjadi lebih sulit sehingga memerlukan banyak intervensi seperti episiotomy ( sayatan pada perineum ) yang juga meningkatkan risiko infeksi.

Proses penyembuhan luka perineum setelah persalinan spontan adalah tahapan krusial dalam pemulihan ibu setelah melahirkan. Kebersihan perawatan merupakan salah satu aspek penting dalam proses penyembuhan luka perineum. Merawat area perineum dengan baik setelah persalinan diantaranya adalah dengan :

  1. Selalu menjaga kebersihan area vagina.

Dianjurkan setelah buang air kecil maupun buang air besar untuk membersihkan area perineum yaitu dengan sabun mandi ringan seperti sabun bayi.

  1. Menghindari penggunaan tampon dalam masa perawatan luka perineum.

Setelah melahirkan atau pada masa nifas,biasanya akan muncul perdarahan normal yang disebut lochea. Untuk menampung darah selama masa nifas dapat memakai pembalut dan untuk mengganti pembalut secara rutin.Sebaiknya hindari pemakaian tampon selama merawat luka perineum sebab tampon dinilai lebih beresiko menyebabkan infeksi karena harus dimasukan ke dalam vagina.

  1. Banyak minum air putih.

Selain memenuhi kebutuhan cairan sehari hari,minum air putih yang cukup juga bisa mencegah tibulnya sembelit( konstipasi ) . Sembelit setelah melahirkan dapat membuat lebih keras untuk mengejan, kebiasaan ini dapat meregangkan bekas luka jahitan perineum.

  1. Melakukan latihan otot dasar panggul.

Upaya lainnya selama masa pemulihan setelah persalinan adalah melakukan latihan otot dasar panggul,contohnya senam kegel. Latihan ini dapat meningkatkan sirkulasi dan mencegah kebocoran pada usus atau kandung kemih. Melatih otot panggul dapat menjadi cara merawat jahitan perineum dan vagina karena melancarkan aliran darah ke jaringan yang rusak.

 

Identifikasi dan evaluasi factor-faktor risiko ini memungkinkan tenaga kesehatan untuk memberikan perawatan yang lebih terarah kepada ibu pasca persalinan sehingga dapat mengurangi risiko infeksi luka perineum dan komplikasi terkait.

PERAWATAN LUKA PERINEUM PADA IBU PASCA MELAHIRKAN NORMAL

Apa Itu Luka Perineum?
Proses persalinan adalah momen penuh tantangan bagi seorang ibu. Meski berlangsung secara alami, persalinan normal tetap berisiko menimbulkan luka di area perineum, yaitu area antara vagina dan anus. Luka ini bisa menyebabkan ketidaknyamanan atau bahkan infeksi, yang perlu ditangani dengan hati-hati agar pemulihan berlangsung cepat dan optimal.

Apa Saja Faktor Risiko Infeksi Luka Perineum?
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko infeksi luka perineum, antara lain:

  • Durasi Persalinan: Persalinan yang lama cenderung meningkatkan risiko infeksi karena tekanan yang berkepanjangan di area perineum, yang membuat jaringan lebih rentan terhadap bakteri.
  • Penggunaan Alat Bantu: Pemakaian alat seperti forsep atau vakum dapat memperbesar luka dan meningkatkan risiko infeksi.
  • Ukuran Bayi: Bayi yang lebih besar memberikan tekanan lebih besar pada area perineum, sehingga meningkatkan risiko robekan.
  • Posisi Bayi: Bayi dalam posisi bokong atau posisi yang kurang tepat membuat persalinan menjadi lebih sulit, dan seringkali membutuhkan intervensi seperti episiotomi (sayatan pada perineum), yang juga meningkatkan risiko infeksi.

Cara Merawat Luka Perineum
Merawat luka perineum setelah melahirkan adalah tahap penting agar pemulihan berlangsung lancar. Berikut beberapa langkah yang bisa membantu merawat luka perineum:

  1. Menjaga Kebersihan Area Perineum
    Setelah buang air kecil atau besar, bersihkan area perineum dengan sabun ringan, seperti sabun bayi.
  2. Menghindari Penggunaan Tampon
    Saat masa nifas, gunakan pembalut dan ganti secara rutin untuk menjaga kebersihan. Hindari tampon karena lebih berisiko menyebabkan infeksi.
  3. Banyak Minum Air Putih
    Memenuhi kebutuhan cairan dapat membantu mencegah sembelit. Sembelit bisa membuat proses buang air besar terasa berat, yang bisa menekan luka perineum.
  4. Latihan Otot Dasar Panggul
    Senam Kegel dapat membantu mempercepat pemulihan area perineum dengan meningkatkan sirkulasi darah, yang mendukung proses penyembuhan.

Kesimpulan
Dengan perawatan yang tepat dan kebiasaan sehat, risiko infeksi pada luka perineum bisa diminimalkan. Jika ibu merasakan nyeri yang tidak hilang, ada gejala infeksi, atau butuh konsultasi lebih lanjut, segera periksakan diri ke RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta untuk mendapatkan perawatan yang aman dan sesuai kebutuhan.

Anugraheni Setiawati, Amd.Keb
Bidan RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta