RS PKU Jogja

CERDAS GUNAKAN OBAT UNTUK HIDUP LEBH SEHAT

Obat adalah bahan, paduan bahan, termasuk produk biologi, yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan, dan kontrasepsi untuk manusia. Obat dapat mengatasi masalah kesehatan dan membantu untuk menjalani hidup yang lebih sehat. Obat dapat menyembuhkan, namun jika digunakan secara tidak tepat, obat menjadi tidak berguna dan dapat menyebabkan risiko bahaya yang serius karena obat merupakan bahan kimia yang selain memiliki efek terapi juga dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan.

Permasalahan ini dapat dicegah dengan cara mengetahui bagaimana cara menggunakan atau konsumsi obat dengan aman, baik dan benar sehingga tujuan dari terapi dapat tercapai.

Bagaimana menggunakan obat yang baik dan benar?

Setiap obat memiliki mekanisme kerja, fungsi serta efek samping yang berbeda, agar obat dapat bekerja dengan aman dan efektif, berikut adalah cara menggunakan obat dengan baik dan benar

  1. Gunakan dan konsumsi obat sesuai dengan dosis yang diberikan

Obat harus sesuai dosis agar efek terapi atau khasiatnya dapat tercapai. Efek yang dihasilkan oleh suatu obat di dalam tubuh tergantung pada dosis yang digunakan. Obat yang diberikan dengan dosis berlebih dapat melampaui ambang batas keamanan, sedangkan dosis yang kurang dapat menyebabkan efek terapi tidak tercapai..

Sebaiknya obat digunakan atau diminum sesuai dengan dosis dan aturan yang dianjurkan pada label atau etiket obat. Tidak boleh menambah atau mengurangi dosis obat dikarenakan dosis yang tidak sesuai dapat menyebabkan tidak tercapainya efektivitas terapi.  Apabila minum obat dalam bentuk cair maka gunakanlah sendok takar obat bukan sendok makan

  1. Gunakan dan konsumsi obat sesuai dengan cara pakai yang direkomendasikan

Obat terdiri dari berbagai macam bentuk sediaan obat yang digunakan sesuai tujuannya, seperti : tablet, sirup, suppositoria, obat tetes, inhaler dan lain-lain.

Apabila terjadi kesulitan minum obat dalam sediaan yang diberikan, maka sebaiknya menghubungi apoteker untuk mendapatkan sediaan yang sesuai.

Untuk obat-obat dengan cara pakai khusus seperti suppositoria dan inhaler, dipastikan obat digunakan sesuai dengan cara pakai yang sesuai dengan petunjuk, misalnya obat suppositoria digunakan melalui anus, tidak boleh ditelan.

  1. Gunakan dan konsumsi obat sesuai dengan waktu yang tepat yang telah ditentukan

Obat digunakan atau diminum dengan beberapa aturan pakai serta frekuensi minum obat yang bermacam-macam dan hendaknya digunakan pada durasi waktu yang sama dalam satu hari. Hal ini untuk memastikan obat tersedia dalam darah dengan kadar yang sama dan merata dalam satu hari, dengan demikian efek pengobatan dapat tercapai sesuai tujuan.

Obat sebaiknya diminum tepat waktu, sebagai contoh :

  • Antibiotik harus dihabiskan dan diminum tepat waktu sesuai dengan rentang waktu minum obat, yaitu:
  • antibiotik dengan frekuensi minum 1 x sehari maka diminum dengan jarak setiap 24 jam
  • antibiotik dengan frekuensi minum 2 x sehari maka diminum dengan jarak setiap 12 jam
  • antibiotik dengan frekuensi minum 3 x sehari maka diminum dengan jarak setiap 8 jam
  • antibiotik dengan frekuensi minum 4 x sehari maka diminum dengan jarak setiap 6 jam
  • Obat-obat kolesterol seperti simvastatin, atorvastatin, dan yang sejenisnya sebaiknya diminum malam hari sebelum tidur
  • Obat-obat lambung seperti omeprazole, lansoprazole dan yang sejenisnya sebaiknya diminum sebelum makan pagi dan malam sebelum tidur
  • Apabila lupa mengkonsumsi obat, maka disarankan untuk segera minum obat jika jarak dengan jadwal konsumsi obat berikutnya tidak terlalu dekat. Tetapi apabila jarak minum obat sudah dekat, maka abaikan dosis yang terlupa dan kembali ke jadwal sesuai aturan. Tidak boleh menggandakan dosis obat karena obat memiliki dosis maksimal dalam sekali minum.
  1. Perhatikan makanan dan minuman yang dikonsumsi bersama dengan obat

Makanan merupakan salah satu komponen yang dapat mempengaruhi bioavailabilitas, waktu paruh dan konsentrasi obat dalam plasma yang bersirkulasi serta mengakibatkan peningkatan risiko toksisitas, efek samping atau kegagalan terapi.

Ada beberapa jenis obat yang dapat berinteraksi dengan makanan, maka sebelum konsumsi obat perlu diperhatikan kemungkinan interaksi yang muncul apabila diminum bersamaan dengan makanan atau minuman tertentu. Cara penggunaan obat yang tidak tepat dapat menggangu efektivitas dan penyerapan obat sehingga penting untuk mengetahui interaksi obat dengan makanan.

  • Minum obat dengan air putih kecuali untuk obat-obat tertentu yang harus diminum dengan susu atau makanan berlemak seperti obat anti jamur griseofulvin karena lemak dapat meningkatkan penyerapan obat griseofulvin.
  • Susu dapat berinteraksi dengan antibiotik yaitu susu dapat menghambat penyerapan dari antibiotik
  • Susu tidak boleh dikonsumsi bersamaan dengan suplemen zat besi karena susu dapat menyebabkan penurunan penyerapan zat besi dalam tubuh.
  • Ikuti petunjuk tenaga kesehatan, apakah obat diminum sebelum, bersama atau sesudah makan
  • Ada beberapa obat yang sebaiknya diminum saat perut kosong, sebagai contoh obat lambung dengan golongan PPI (Proton Pump Inhibitor) seperti omeprazole dan lansoprazole sebaiknya diminum 1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan
  • Obat warfarin berinteraksi apabila diminum bersamaan dengan sayuran yang kaya vitamin K, seperti brokoli, kubis, dan selada.  Hal ini dikarenakan sayuran kaya vitamin K dapat berfungsi sebagai pembeku darah sedangkan warfarin adalah obat untuk mengencerkan darah sehingga kombinasi dari sayuran bervitamin K dengan obat anti pembekuan darah dapat mempengaruhi kerja obat.
  1. Perhatikan interaksi obat dengan obat

Menggunakan beberapa macam obat secara bersamaan dapat menyebabkan terjadinya interaksi obat yang dapat menimbulkan efek-efek tertentu yang bisa menurunkan efektivitas obat atau bahkan memicu terjadinya efek samping yang tidak terduga. Beberapa obat bisa diminum bersamaan, namun ada juga obat yang tidak boleh diminum bersamaan seperti obat antibiotika levofloksasin atau ciprofloksasin yang harus diminum minimal 2 jam sebelum minum obat maag antasida atau sukralfat.

Tanyakan kepada Apoteker kemungkinan interaksi obat dan cara minum obatnya apabila menggunakan beberapa macam obat secara bersamaan.

  1. Perhatikan Expired Date (waktu kadaluwarsa) obat atau Beyond Use Date (BUD) obat sebelum dikonsumsi atau digunakan.

Expired Date (ED) adalah batas waktu penggunaan obat setelah diproduksi oleh pabrik farmasi sebelum kemasan primernya dibuka

BUD adalah batas waktu penggunaan suatu obat yang telah diracik, disiapkan, atau setelah kemasan utamanya dibuka.

ED dan BUD adalah memastikan dan menentukan batasan waktu suatu produk obat masih stabil untuk digunakan.

Penting untuk memastikan bahwa obat yang digunakan masih stabil, tidak rusak dan tidak melebihi dari batas tanggal ED atau BUD nya.

  1. Perhatikan efek samping obat yang kemungkinan muncul setelah konsumsi obat

Ada beberapa obat dapat menyebabkan efek samping tertentu yang seringkali tidak diharapkan. Penting untuk mengetahui kemungkinan efek samping apa saja yang mungkin terjadi dan apa yang harus dilakukan saat mengalami efek samping dari obat. Efek samping obat (ESO) bersifat sangat individual dan respon pada setiap orang akan berbeda-beda, ada yang bersifat ringan dan ada yang berat. Ada ESO yang dapat diatasi langsung, seperti mengantuk sehingga harus menghindari berkendara jika sedang mengkonsumsi obat tersebut, atau efek obat mengiritasi lambung, sehingga harus digunakan setelah makan saat lambung berisi makanan. Namun ada juga ESO yang mengganggu bahkan berbahaya, misalnya alergi dan gangguan fungsi hati atau ginjal. ESO yang terjadi tidak selalu membutuhkan tindakan medis untuk mengatasinya, tetapi ada beberapa efek samping yang membutuhkan perhatian lebih lanjut. Hentikan penggunaan obat apabila timbul efek yang tidak diinginkan dan segera ke fasilitas pelayanan kesehatan

  1. Penggunaan obat yang benar akan meningkatkan efektifitas terapi dan berpengaruh besar pada proses penyembuhan penyakit dan pemeliharaan kesehatan. Jangan ragu untuk bertanya pada apoteker, dokter atau tenaga kesehatan lain apabila membutuhkan penjelasan mengenai obat.
  2. Berdoalah sebelum dan sesudah menggunakan obat karena kesembuhan datangnya dari Allah SWT

 

“Sehat dan sakit merupakan karunia Allah SWT, tak ada kekuatan yang bisa menghalanginya. Apabila mendapatkan anugerah sakit, kita tidak boleh berdiam diri tanpa usaha untuk sembuh, tetapi kita dituntut untuk ikhtiar semaksimal mungkin. Hasilnya tetap merupakan ketentuan Allah SWT. Ikhtiar untuk sembuh dari sakit harus disertai semangat, kesabaran dan keyakinan untuk sehat kembali”

 

Penulis      : apt. Dewi Noviyanti, S.Far

Editor        : Dr. apt. Endang Yuniarti, S.Si, M.Kes., FISQua FACP