Bila Rongga di Wajah Meradang

  • 14/10/2014
  • Comment: 0

Rongga di balik wajah
Yang dimaksud dengan sinus tidak lain adalah rongga di dalam tulang-tulang wajah di sekitar hidung. Tercatat empat jenis sinus pada manusia, yaitu sinus maksilaris (di dalam tulang pipi), frontalis (di dahi), etmoid (di belakang batang hidung), dan sfenoid (di belakang sinus etmoid). Masing-masing terdapat di kanan dan kiri.
Sinus terbentuk akibat pertumbuhan tulang pada muka. Walau fungsi pastinya masih dalam perdebatan, beberapa teori kedokteran menduga sinus berperan dalam mengatur kondisi udara yang masuk ke saluran napas. Selain itu, sinus juga diduga membantu menjaga keseimbangan kepala, meredam perubahan tekanan udara di sekitar, membantu resonansi suara, serta sebagai penahan suhu.
Sinus yang sehat berisi udara, selain adanya lendir yang dihasilkan selaput dindingnya. Ledir ini terus-menerus diproduksi dan dikeluarkan ke dalam hidung melalui saluran yang tersedia. Sel-sel bersikat disepanjang dinding dan salurannya aktif bergerak untuk membantu pengaliran lendir. Siklus ini harus tetap berjalan agar keseimbangan di dalam rongga sinus tetap terjaga.
Bila aliran ke dalam hidung terhambat, maka lendir dapat menumpuk dan terperangkap bersama udara di dalam sinus. Sayangnya, tumpukan lendir ini makanan favorit berbagai bakteri penyebab penyakit. Alhasil, radang dalam rongga sinus bisa terjadi. Berbagai hambatan mekanik seperti benda asing dan polip hidung, infeksi saluran napas kronik, alergi, serta lingkungan udara yang kering dan berdebu dapat mencetus keadaan ini.
Sinusitis pun bisa terjadi melalui mekanisme lain. Infeksi dari gigi, misalnya, merupakan salah satu penyebab tersering terjadinya sinusitis. Keadaan ini biasanya terjadi pada sinusitis maksilaris yang letaknya tepat di atas gigi geligi bagian atas.

Akut, Subakut, dan Kronik
Berdasarkan lama gejalanya, sinusitis dibagi menjadi sinusitis akut, subakut, dan kronik. Bila gejalanya berlangsung dari hari hingga 4 minggu, digolongkan sebagai sinusitis akut. Gejala yang berlangsung dari 4 minggu hingga 3 bulan, digolongkan sebagai sinusitis subakut. Disebut sinusitis kronik bila gejala berlangsung lebih dari 3 bulan.
Secara umum, gejala sinusitis adalah hidung tersumbat disertai ingus kental yang seringkali berbau. Bila mengalir ke tenggorokan, penderita dapat merasakan adanya lendir di belakang hidung. Suhu tubuh dapat meningkat dan penderita seringkali mengeluh sakit kepala, lemas, dan lesu.
Gejala sinusitis lainnya yang khas adalah nyeri hebat yang bertambah bila kepala digerakkan. Biasanya letak nyeri berhubungan dengan lokasi sinus yang terlibat. Pada sinusitis maksilaris, misalnya, nyeri dirasakan di bawah kelopak mata, depan telinga, maupun gigi. Sinusistis frontalis dapat menimbulkan nyeri di dahi dan seluruh kepala. Sinusitis etmoidalis menimbulkan nyeri di pangkal hidung, belakang mata, dan pelipis. Sementara sinusitis sfenoidalis menyebabkan nyeri di belakang mata dan di dekat telinga.

Harus antibiotik
Dokter biasanya akan menyarankan pemeriksaan rontgen untuk melihat gambaran keadaan sinus. Selain itu, pemeriksaan sinoskopi dapat dialkukan untuk melihat secara langsung keadaan muara sinus dengan bantuan kamera optik.
Karena peradangan terjadi akibat infeksi bakteri, maka antibiotik menjadi obat utama dalam pengobatan sinusitis. Terapi antibiotik untuk sinusitis cukup lama, yaitu 10 hingga 14 hari. Obat tambahan lain yang digunakan adalah untuk menghilangkan nyeri dan mengurangi sumbatan hidung.
Pada keadaan yang lebih berat, tidak jarang diperlukan terapi khusus. Diatermi atau pemanasan dengan gelombang pendek sebanyak 5-6 kali pada daerah yang sakit kadang diperlukan pada sinusitis subakut dan kronik untuk memperbaiki vaskularisasi sinus. Bila belum membaik, biasanya dianjurkan prosedur pencucian sinus yang dapat dilakukan secara mekanik. Operasi perlu dipertimbangkan bila seluruh pengobatan yang dilakukan masih belum berhasil. Terdapat beberapa prosedur operasi yang dapat dilakukan, seluruhnya bertujuan untuk mengembalikan sinus yang normal. Keadaan anatomi tertentu, seperti sekat hidung yang terlalu miring bisa menjadi penyebab sinusitis dan sebaiknya dikoreksi melalui tindakan operasi.

Komplikasi
Tanpa pengobatan yang tepat, sinusitis bisa menimbulkan komplikasi serius. Walaupun jarang terjadi, komplikasi yang serius bisa menjadi fatal dan berujung kematian. Karena lokasinya yang tidak jauh dengan sistem saraf pusat, maka komplikasi yang paling ditakuti adalah penyebaran infeksi ke system ini, antara lain meningitis, infeksi tulang, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, dan gangguan pembuluh darah otak.
Bagi penderita asma, sinusitis bisa memperberat keadaan asmanya. Sinusitis memang erat kaitannya dengan asma, dan hal ini kurang disadari oleh penderitanya. (by :dr.Aziz Andriyanto)

Informasi lebih lanjut, hubungi kami :
Klinik THT
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
Jl. KH.Ahmad Dahlan No.20
Telp : (0274) 512653 Hunting, Fax : (0274) 566129

Dokter Spesialis THT-KL RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta :

Prof.dr.H. Soepomo Sukardono, Sp.THT

dr.H. Adnan Abdullah, Sp.THT-KL.,M.Kes

dr.H. Makmurididn Ghofur, Sp.THT

dr. Asti Widuri, Sp.THT-KL.,M.Kes

dr. Dian Paramita Wulandari,Sp.THT-KL.,M.Sc

Leave feedback about this

  • Rating