Musim hujan, harus waspada terhadap demam berdarah dengue,’’ begitu penjelasan dr. Komarudin, Sp.A dokter spesialis anak RS PKU Jogja kepada Bulletin Maklumat belum lama ini. Menurutnya, meski hujan tengah dan sedang berlangsung seperti saat ini, nyatanya puluhan pasien demam berdarah dengue sudah mulai berdatangan di rumah sakit. ‘’Ini menunjukkan bahwa virus dengue dan nyamuk aedes aegypti sudah mulai aktif sejak di awal musim penghujan. Masyarakat juga harus paham bahwa meski si nyamuk bertelurnya sudah berlangsung lama sejak jauh hari di musim kemarau yang lalu, semua telur-telurnya itu tetaplah hidup dan akan menetas saat mulai terkena air hujan,’’ demikian kata dokter Komar, menambahkan.
Lebih lanjut, dokter Komarudin menjelaskan juga bahwa demam berdarah dengue (DBD) bisa menjadi penyakit yang mematikan jika tidak segera ditangani dengan baik. Khususnya, terhadap anak-anak yang daya tahan tubuhnya belum sekuat orang dewasa. ”Apalagi ternyata sekarang orang dewasapun juga sudah mulai biasa terkena sakit DBD” Kata dokter yang juga menjabat sebagai manajer rekam medis di RS PKU Jogja ini. Oleh karena itu, upaya melindungi diri dari gigitan nyamuk aedes aegypti harus selalu menjadi perhatian.
Nyamuk Aedes Aegypti
Nyamuk Aedes aegypti merupakan vector atau pembawa virus penyakit DBD. Cara penyebarannya adalah melalui gigitannya. Yaitu saat nyamuk menggigit seseorang yang sudah terinfeksi virus demam berdarah. Virus ini akan terbawa dalam ‘belalai hisap’ yaitu organ ‘mulut’ nyamuk yang dipakai untuk menusuk atau menggigit saat menghisap darah manusia. Kemudian saat nyamuk ini menggigit lagi kepada orang lain yang sehat, maka bersamaan dengan itu virus DBD juga berpindah ke orang tersebut. Akibatnya orang sehat itu mulai terinfeksi virus DBD.
Nyamuk ini memiliki kebiasaan hidup yang berbeda dengan nyamuk biasa. Nyamuk ini hanya aktif dari pagi sampai sore hari untuk menghisap darah. Sedangkan pada malam hari, nyamuk ini tidur. Maka, bersikap waspada dan berhati-hati terhadap gigitan nyamuk pada siang hingga sore merupakan tindakan yang sangat disarankan. Lindungi diri dan anak anda dari gigitan nyamuk saat jam-jam sekolah atau jam-jam kerja. Juga, lindungi anak-anak dan diri anda saat sedang tidur siang.
Tempat hidup dan berkembang biaknya nyamuk ini adalah genangan air bersih yang terdapat pada kaleng bekas, vas bunga, kubangan, tendon air, dan tempat-tempat genangan air lainnya. Jika sudah bisa terbang, nyamuk ini juga suka tinggal di semak-semak, taman-taman, kebun-kebun, juga pada baju / pakaian yang digantung, almari, dan kolong tempat tidur di dalam rumah kita. Jika tidak rutin dibersihkan, tempat-tempat tersebut menjadi hunian favorit bagi nyamuk ini untuk berkembang biak dan menularkan virus DBD yang sangat membahayakan itu.
Gejala Demam Berdarah
Seseorang yang terinfeksi virus DBD, umumnya menunjukkan gejala-gejala berupa : demam tinggi terus menerus dengan suhu badan sekitar 39 – 40 derajat celcius. Suhu tubuh yang tinggi tersebut juga diiringi sakit kepala dan nyeri pada belakang bola mata (retro orbital). Gejala lainnya adalah sakit perut atau mual, badan terasa pegal, dan juga terasa nyeri pada persendian. Kadangkala juga disertai munculnya ruam atau bintik-bintik merah di permukaan kulit.
Jika ada anggota keluarga yang menunjukkan gejala-gejala tersebut, sebaiknya segera bawa ke dokter untuk mendapat pemeriksaan dan penagangan medis lebih lanjut. Pemeriksaan darah di laboratorium yang dilakukan oleh dokter di rumah sakit akan lebih memastikan lagi diagnose penyakitnya. Jangan biarkan gejala di atas terlalu lama, karena keterlambatan pemberian pertolongan dapat berbahaya dan berakibat fatal.
Fase Bahaya Demam Berdarah Dengue (DBD)
Saat terkena DBD seseorang akan mengalami tiga fase. Yang pertama adalah fase demam selama tiga hari pertama. Berikutnya demam bisa jadi akan berlanjut pada tiga hari selanjutnya. Dan bisa jadi juga sebaliknya. Yaitu gejala demam malah menunjukkan tanda penurunan atau mereda. Tetapi justru di fase inilah harus waspada agar tidak terkecoh. Jangan terburu menganggap sembuh dan menghentikan pengobatan. Kerana bisa jadi fase ini adalah fase kritis yang berbahaya. Fase ini biasa dikenal dengan istilah ‘pelana kuda’ yang menggambarkan grafik turun atau meredanya suhu tubuh pasien. Dokter akan mengetahui apakah perkembangan yang sedang berlangsung tersebut sebagai fase pemulihan menuju kesembuhan, atau justru sebaliknya berupa fase kritis dan berbahaya yang memerlukan penanganan lebih serius.
Pengobatan DBD
Hingga saat ini, memang belum ada obat atau vaksin yang khusus untuk menyembuhkan penderita DBD. Namun, dengan penatalaksanaan medis tertentu ketahanan tubuh pasien akan menjadi lebih kuat dalam menghadapi virus DBD. Disamping itu, ketepatan pemberian terapi cairan (infuse) di rumah sakit juga sangat membantu kesembuhan banyak pasien yang terkena penyakit ini.
Selain upaya penatalaksanaan medis dan terapi cairan di atas, biasanya dokter juga akan memberikan obat turun panas dan menganjurkan pengompresan dengan air hangat. Hal tersebut untuk membantu proses upaya penurunun suhu tubuh menjadi lebih mudah.
Berikan juga asupan cairan berupa minuman yang disuka. Bisa berupa air putih, air kacang hijau, juss buah, kuah atau kaldu, dan asupan cairan apapun lainnya. Yang penting pasien suka dan mau minum sebanyak-banyaknya. Hal ini sangat dibutuhkan karena demam / panasnya tubuh pasien dapat menyebabkan cairan menjadi devisit. Nah, dengan asupan cairan yang cukup, maka pasien akan terhindar dari resiko dehidrasi. Selain itu, asupan cairan yang banyak juga sangat membentu proses penurunan demam atau panasnya.
Tentang makanan, tidak ada pantangan yang khusus bagi pasien DBD. Yang penting makananlah yang bergizi agar tubuh menjadi kuat melawan virus DBD. Makan buah-buahan dan sayuran juga sangat dianjurkan. Karena kandungan zat gizi dan antioxidan yang banyak di dalam sayur dan buah sangat bermanfaat untuk membantu proses pemulihan.
Sebenarnya, perawatan pasien DBD juga bisa dilakukan di rumah jika kondisi penderita tidak buruk dan diperbolehkan oleh dokter. Tetapi, butuh ketelitian dalam merawatnya. Keluarga pasien juga harus terus berkonsultasi dengan dokter dan melakukan periksa darah setiap hari untuk mengetahui kondisinya. Oleh karenanya, dirawat di rumah sakit tetap menjadi pilihan utama. Disamping lebih tenang dan aman, tindakan medis juga bisa segara dilakukan jika sewaktu-waktu kondisi pasien tiba-tiba menurun, memburuk, atau terjadi syok yang mengancam jiwa.
Syok / Kondisi Kritis
Berhati-hatilah jika pasien menunjukkan tanda-tanda syok yang berupa : (1) sakit / nyeri yang hebat pada perut atau ulu hati yang terus menerus, (2) terjadi pendarahan pada hidung, mulut, gusi atau memar pada kulit, (3) muntah yang terus menerus / profus (berlebihan), kadang juga disertai dengan darah, (4) kotoran feses berwarna kehitaman, akibat terjadinya pendarahan di organ dalam, (5) Rasa haus yang berlebihan, (6) Kulit menjadi pucat dan dingin, (7), Penurunan kesadaran dan mengantuk, dan (8) bermunculannya bintik-bintik merah di kulit.
Selain tanda-tanda di atas, juga terdapat hasil pemeriksaan laboratories klinis berupa : (1) trombositopenia (kurang dari 100 ribu/ml), dan (2) hematokrit atau peningkatan kekentalan darah melebihi 20 %. Segeralah menghubungi dokter, karena pasien tersebut sangat membutuhkan pertolongan untuk menyelamatkan jiwanya dengan segera.
Pencegahan DBD
Hal yang terbaik adalah mencegah agar kita dan seluruh anggota keluarga terhindar dari DBD. Tindakan-tindakan yang dapat dilakukan antara lain yaitu : mencegah perkembangbiakan nyamuk di sekitar kita dengan melakukan gerakan 3M yaitu Menutup tempat penyimpanan air, Menguras bak mandi, dan Mengubur barang-barang yang tidak terpakai agar tidak digenangi air.
Gerakan 3 M diperlukan karena sangat efektif untuk memutus siklus hidup nyamuk. Perlu diketahui bahwa larva nyamuk membutuhkan waktu seminggu dalam genangan air untuk bisa berubah menjadi nyamuk. Dengan aktif melakukan gerakan 3 M di atas maka tempat-tempat genangan air yang potensi sebagai sarang larva nyamuk dapat dibersihkan. Tempat-tempat tertentu yang juga penting untuk diperhatikan dan dibersihkan adalah pot bunga, kaleng bekas, ban bekas, atau barang lainnya yang biasa menampung genangan air. Dengan gerakan 3 M yang terjadwal rutin dan disiplin, maka larva bisa dibasmi mati sebelum sempat berubah menjadi nyamuk.
Selanjutnya, untuk mengiringi keberhasilan gerakan 3 M di atas, baik pula jika ditambah dengan upaya melindungi tubuh dari gigitan nyamuk. Misalnya dengan memasang kelambu tempat tidur, memasang jaring kassa di semua lobang ventilasi rumah, dan menggunakan lotion atau obat pengusir nyamuk. Selanjutnya periksalah tempat-tempat penyimpanan air seperti bak mandi, tandon, dan jeding, sebaiknya dibersihkan secara berkala setiap minggu agar jentik atau larva nyamuk tidak bersarang disitu. Setelah itu taburkan bubuk Abate agar larva dan nyamuk segera mati jika tetap nekat berada di dalamnya. Jangan lupa kebersihan lingkungan sekitar seperti got, selokan, dan semak-semak juga harus lebih rajin dibersihkan.
Tak kalah pentingnya, jagalah kondisi tubuh agar tetap bugar dan sehat. Karena badan yang kuat, akan mampu menangkal berbagai virus dan penyakit lainnya. (Yahya-F).
Leave feedback about this