RS PKU Jogja

Berbicara tentang alat kelamin pada anak berarti kita akan membahas tentang anatomy dan sistem reproduksi manusia. Penis dalam bahasa latin diartikan sebagai “ekor“ atau phallus .

Penis merupakan salah satu organ reproduksi pria yang terletak di luar. Bagian tubuh ini berfungsi sebagai alat pengeluaran sisa-sisa metabolisme yang kita sebut urine. Selain itu, organ ini juga berfungsi sebagai alat reproduksi. Dapat Anda bayangkan apa yang terjadi bila organ anak Anda mengalami gangguan ataupun penyakit.

Pastinya akan muncul kekhawatiran dalam diri bahwa hal ini akan mengganggu masa depan anak Anda. Oleh sebab itu, perhatikanlah kelamin anak Anda sejak bayi. Apakah normal atau bermasalah? Tidak hiperbola rasanya bila Anda merasa cemas saat anak mengalami gangguan ketika buang air kecil. Pengertian Fimosis

Fimosis adalah satu kondisi di mana terjadi penyumbatan saluran kencing yang diakibatkan oleh penyempitan pada kulit luar. Kondisi ini umumnya dialami oleh anak-anak, meski ada beberapa yang berlanjut sampai dewasa.

Penyempitan ini mengakibatkan kotoran yang terbawa oleh air kencing tak bisa keluar dengan lancar sehingga mengumpul dan menimbulkan infeksi dan peradangan. Peradangan bisa berujung pada kencing nanah maupun gangguan pada ginjal.

Secara ilmiah fimosis ialah kondisi di mana prepusium tak bisa ditarik ke proksimal sampai korona glandis . Fimosis pada bayi terjadi sebab adanya adhesi alamiah antara prepusium dan glans penis .
Mengerikan, bukan? Oleh sebab itu, fimosis harus segera diobati. Namun sebelumnya kita harus tahu dahulu penyebabnya, sehingga kita dapat memberikan pengobatan nan tepat.

Penyebab Terjadinya Fimosis

Fimosis terjadi sebab lubang yang terdapat pada kulup sempit, sehingga terjadi kenyataan “ balloning ” dimana prepusium menggelembung saat buang air kecil sebab desakan pancaran urine yang tak diimbangi besarnya lubang di ujung prepusium. Akibatnya sisa-sisa urine mengendap dalam prepusium .

Kandungan glukosa yang terdapat pada urine mengundang bakteri buat berkembang biak di dalamnya. Akhirnya terjadilah infeksi saluran kencing. Hal ini menjadi faktor yang menyebabkan perlunya diambil tindakan sirkumsisi atau populernya sunat.

Fimosis juga disebabkan sebab taraf higienitas yang rendah pada waktu BAK (Buang Air Kecil ) dan akhirnya terjadi penumpukan kotoran-kotoran pada glans penis . Kondisi ini mengakibatkan infeksi dan balanitis serta jaringan parut sehingga kulup tak bisa ditarik ke belakang.

Fimosis umumnya merupakan kelainan bawaan sejak lahir, namun fimosis bisa juga disebabkan oleh hal-hal berikut:

Terjadinya infeksi dan peradangan nan diakibatkan kurang bersihnya saluran kencing. Menumpuknya kotoran pada ujung saluran kencing memberikan ruang bagi bakteri, kuman dan penyakit buat berkembang biak
Infeksi balanitis (infeksi yang terjadi pada kepala kelamin).
Tidak adanya kemampuan kulup buat melakukan peregangan, sehingga ruang di antara kulup dan alat kelamin tak berkembang dengan baik. Kondisi ini menyebabkan kulup jadi inheren pada kepala kelamin sehingga sulit ditarik ke arah pangkal

Trauma sebab benturan. Memar dampak benturan juga bisa menimbulkan peradangan nan berujung pada fimosis.

Gejala Fimosis Penis pada Anak

Masalah fimosis ini tak bisa dipandang sebelah mata. Oleh sebab itu, sebagai orang tua kita harus tanggap dalam menangani keluhan anak. Umumnya anak kecil belum dapat mendeskripsikan sakit nan dirasakannya dengan tepat. Orang tualah nan harus tanggap dalam menyikapi hal ini, dengan cara mengenali tanda dan gejalanya.

Waspadalah bila Anda melihat gejala-gejala fimosis pada anak Anda. Segeralah memeriksakan anak Anda ke dokter terdekat. Gejala-gejalanya antara lain :

Air kencing anak Anda tak bisa memancar keluar dengan lancar.
Anak Anda merasakan nyeri saat buang air kecil
Penis anak Anda menggembung
Penis anak Anda memerah.
Anak Anda sering menderita demam berkepanjangan tanpa karena nan diketahui.

Anak Anda sering memegangi alat kelaminnya

Pengobatan buat Penis yang Mengalami Fimosis

Pengobatan fimosis pada alat kelamin anak ini tergantung dari penyebab fimosis itu sendiri. Pada saat terjadi peradangan dokter akan memberikan homogen antibiotik buat menyembuhkan peradangan itu sendiri, sehingga suhu tubuh tak bertambah tinggi. Setelah kondisi membaik biasanya dokter akan menyarankan buat dilakukan operasi atau pembedahan.

Umumnya pengobatan yang dilakukan buat mengatasi fimosis adalah dengan dilakukan proses pembedahan atau proses mutilasi kulit kulup atau dengan kata lain sirkumsisi atau istilah populernya sunat.
Sunat merupakan cara pengobatan yang paling sering dilakukan yaitu dengan melakukan pembedahan pada kepala kulup. Pengobatan dengan cara disunat ini nisbi kondusif dan tanpa resiko, bahkan sebaliknya. Umumnya setelah disunat anak akan lebih sehat badannya.

Dapatkah Fimosis pada Penis Anak Dicegah?

Fimosis bisa dicegah hanya bila penyebabnya bukan kelainan bawaan, yaitu dengan cara selalu menjaga kebersihannya. Jangan sampai ada kotoran yang mengumpul pada kepala penis maupun sekitarnya.
Bersihkan dengan kapas lembut yang telah diberi baby oil atau minyak kelapa dengan mengusapnya lembut. Tarik secara perlahan kepala penis ke bawah hingga tampak lubang penis. Bersihkan lubang itu menggunakan cotton buds yang telah diberi baby oil .

Sedangkan buat fimosis yang merupakan kelainan bawaan tak bisa dicegah namun bisa diatasi dengan sunat. Namun, sebab anak-anak umumnya tak dapat diminta buat tenang, biasanya sunat ini dilakukan di meja operasi melalui proses pembedahan dengan pembiusan total.

Dampak Fimosis pada Penis Anak

Ada beberapa akibat atau komplikasi yang bisa timbul, antara lain :

Anak merasakan nyeri saat berkemih.
Penumpukkan kotoran di bawah kulup nan bisa menyebabkan infeksi sekunder dan jaringan parut.
Terjadi retensi urine.
Penarikan kulup secara paksa menyebabkan timbulnya rasa nyeri dan parafimosis yaitu pembengkakan pada glans penis .
Ballonitis yaitu p embengkakan atau radang pada ujung kemaluan.
Terjadinya infeksi pada saluran kencing kiri dan kanan nan menimbulkan kerusakan ginjal.
Fimosis meningkatkan resiko terjadinya kanker kelamin

Leave feedback about this

  • Rating