MENGENALI TANDA DAN GEJALA SERANGAN DINI
PENYAKIT JANTUNG KORONER
Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian utama di Indonesia dengan angka kematian (death rate) 37% di tahun 2013. Tahun 2030 diprediksi akan tetap sebagai penyebab utama kematian di dunia (23.3 juta orang). Negara dengan pendapatan rendah seperti Indonesia memiliki kontribusi terbesar, sekitar 80%.
Penyakit jantung koroner (PJK) adalah salah satu penyakit jantung yang paling umum. Penyakit ini terjadi ketika arteri yang memasok darah ke jantung tersumbat atau menyempit. Akibatnya, aliran darah ke jantung terhambat dan dapat menyebabkan serangan jantung.
Penyakit ini tidak muncul secara tiba-tiba, melainkan merupakan hasil dari proses panjang yang dimulai sejak usia dini. Pola hidup yang kurang sehat, seperti pola makan yang tidak seimbang, kurangnya aktivitas fisik, dan kebiasaan merokok, dapat mempercepat terjadinya penyumbatan pembuluh darah. Oleh karena itu, penting untuk memahami siklus terjadinya PJK agar kita dapat mencegahnya sejak dini melalui perubahan gaya hidup sehat.
Siklus Hidup dan Penyakit Jantung Koroner (PJK)
Proses terjadinya Penyakit Jantung Koroner (PJK) dimulai sejak usia sangat dini. Bayi yang baru lahir hingga masa kanak-kanak sudah dapat memulai akumulasi faktor-faktor yang akan berkontribusi pada risiko PJK di kemudian hari. Infografis ini menunjukkan tahapan perkembangan siklus hidup yang berkaitan dengan risiko PJK.
Pada bayi dan balita, meskipun belum terlihat adanya penyumbatan, gaya hidup yang diterapkan oleh orang tua seperti pemberian nutrisi yang sehat dan kebiasaan aktif bergerak sangat penting. Anak sekolah dan remaja mulai menghadapi risiko yang lebih tinggi karena seringkali terpapar pada makanan cepat saji, kurangnya aktivitas fisik, serta kebiasaan duduk terlalu lama di sekolah dan rumah.
Pada masa dewasa, penyumbatan pembuluh darah mulai terjadi akibat akumulasi pola hidup yang tidak sehat. Tahapan penyumbatan ini digambarkan mulai dari 0%, 30%, 70%, hingga mencapai 99%, yang pada akhirnya dapat menyebabkan serangan jantung jika tidak ditangani. Oleh karena itu, memahami siklus ini sejak dini bisa menjadi langkah penting dalam pencegahan PJK di kemudian hari.
Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner (PJK)
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit jantung koroner antara lain:
- Usia: Risiko meningkat seiring bertambahnya usia.
- Jenis kelamin: Pria cenderung lebih berisiko dibandingkan wanita.
- Riwayat keluarga: Memiliki anggota keluarga dengan riwayat penyakit jantung dapat meningkatkan risiko.
- Merokok: Rokok sangat merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung.
- Tekanan darah tinggi: Tekanan darah tinggi dapat merusak arteri dan meningkatkan risiko penyakit jantung.
- Kolesterol tinggi: Kolesterol tinggi dapat menyebabkan penumpukan plak pada dinding arteri.
- Diabetes: Penderita diabetes memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung.
- Obesitas: Berat badan berlebih dapat meningkatkan tekanan darah dan kadar kolesterol.
- Kurang aktivitas fisik: Kurang berolahraga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung
Penyebab Penyakit Jantung Koroner (PJK)
Penyakit jantung koroner (PJK) terjadi karena otot jantung kekurangan darah akibat penyumbatan atau penyempitan pada pembuluh darah koroner karena kerusakan lapisan dinding pembuluh darah (aterosklerosis).
Aterosklerosis adalah pengerasan dinding arteri yang diakibatkan oleh adanya ateroma (plak kekuningan yang mengandung lemak, kolesterol, sel-sel, kalsium, dll) pada dinding pembuluh darah arteri arteri. Kondisi pecahnya plak akan membuat suatu gumpalan yang akan menghalangi aliran darah ke otot jantung. Ketika suplai oksigen ke sel terlalu rendah, sel-sel otot jantung bisa mati. Kematian sel yang mengakibatkan kerusakan jaringan otot disebut serangan jantung (myocardial infraction).
Gejala yang Perlu Diwaspadai
Meskipun tidak semua orang mengalami gejala yang sama, berikut adalah beberapa gejala umum penyakit jantung koroner yang perlu diwaspadai:
- Nyeri dada seperti ditekan pada dada.
- Nyeri menyebar pada lengan, punggung, bahu, leher, atau rahang
- Sulit bernapas, napas pendek-pendek
- Pusing atau berkeringat dingin
- Mual, muntah
- Merasa sangat Lelah
Kapan Harus Segera ke Dokter?
Jika Anda mengalami salah satu atau beberapa gejala di atas, segera cari pertolongan medis. Jangan menunda-nunda, karena penanganan yang cepat dapat menyelamatkan nyawa.
Pencegahan Penyakit Jantung Koroner (PJK)
Langkah-langkah pencegahan yang dapat diambil untuk menjaga kesehatan jantung:
CERDIK yang merupakan singkatan dari:
- Cek kesehatan secara berkala
- Enyahkan asap rokok
- Rajin aktivitas fisik/olahraga
- Diet sehat dan seimbang
- Istirahat cukup
- Kelola stress
- Cek Kesehatan Secara Berkala
Periksa kesehatan secara teratur sangat penting untuk mendeteksi dini masalah kesehatan, termasuk penyakit jantung. Pemeriksaan yang perlu dilakukan secara rutin antara lain:
– Tekanan darah: Tekanan darah tinggi adalah faktor risiko utama penyakit jantung.
– Kolesterol: Kolesterol tinggi dapat menyebabkan penumpukan plak pada dinding arteri.
– Gula darah: Diabetes melitus dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
- Enyahkan Asap Rokok
Enyahkan asap rokok berarti menghindari kebiasaan yang dapat merusak jantung, seperti merokok. Rokok mengandung ribuan bahan kimia berbahaya yang dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung.
- Rajin aktivitas fisik/olahraga
Olahraga secara teratur sangat penting untuk menjaga kesehatan jantung. Olahraga membantu menurunkan tekanan darah, meningkatkan kadar kolesterol baik, dan mengontrol berat badan.
- Diet Sehat dan Seimbang
Konsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang adalah kunci untuk menjaga kesehatan jantung. Perbanyak konsumsi buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan protein tanpa lemak. Batasi konsumsi makanan tinggi GGL (gula, garam, lemak jenuh).
- Istirahat Cukup
Tidur yang cukup sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan, termasuk kesehatan jantung. Kurang tidur dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, obesitas, dan diabetes.
- Kelola Stres
Stres tidak hanya mampu meningkatkan tekanan darah, tetapi juga memicu produksi hormon stres seperti kortisol, yang dapat merusak kesehatan jantung dalam jangka panjang. Ketika tubuh terus-menerus berada dalam kondisi tegang, risiko gangguan kardiovaskular seperti serangan jantung dan stroke meningkat. Oleh karena itu, sangat penting untuk menemukan cara efektif dalam mengelola stres. Aktivitas seperti berkebun, menyanyi, membaca, nonton bioskop, memasak, membuat kue, berolah raga ringan, jalan-jalan healing, yoga, meditasi, atau mengejar hobi yang menyenangkan lainnya bisa membantu menenangkan pikiran, mengurangi ketegangan, dan menjaga kesehatan jantung secara keseluruhan.
Pengendalian Penyakit Jantung Koroner dengan PATUH:
- Periksa kesehatan secara rutin
- Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat
- Tetap aktivitas fisik dengan aman
- Upayakan diet sehat dan gizi seimbang
- Hindari asap rokok, minuman beralkohol dan zat karsinogenik lainnya
Konsultasi dan Pemeriksaan Rutin
Jika Anda mengalami gejala seperti nyeri dada, sesak napas, detak jantung tidak teratur, pingsan, atau kelelahan berlebihan, jangan ragu untuk segera memeriksakan diri ke RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
Gejala-gejala ini bisa menjadi tanda awal dari masalah jantung yang serius, dan penanganan cepat dapat mencegah komplikasi yang lebih parah.
Penulis : dr. Elmira Apriliani, MMR
Editor : dr. Sugik Nur Irbandini, MARS
Dokter Umum