Selama ini hujan dianggap sebagai biang penyebab flu dan batuk pilek, terutama pada bayi dan anak-anak. Padahal sebenarnya, belum tentu kalau hujan adalah biang keladi utamanya. Bisa ya bisa tidak. Kenapa? Untuk mendapatkan jawabannya, berikut ini kami rangkumkan bincang-bincang Bulletin Maklumat bersama dr. Muriana Novariani, Sp. A, M.Kes dokter spesialis anak di RS PKU Jogja.
hujan31Dibanding orang dewasa, bayi dan anak-anak lebih rentan terkena flu dan batuk pilek. Apalagi sisitem kekebalan tubuh bayi belum terbentuk se-sempurna orang dewasa. Saat hujan, semua orang termasuk anak-anak cenderung lebih banyak berkumpul jadi satu ‘berlindung’ di dalam satu ruangan. Semuanya bercampur baur dalam sebuah tempat yang padat dan terbatas. Hal tersebut menyebabkan sirkulasi sanitasi dan hygienitasnya bermasalah. Dipastikan berbagai kuman, bakteri, virus, dan bermacam sumber penyakit menjadi subur dan lebih cepat menyebar dari satu orang sakit ke orang lainnya, terutama pada anak. Terlebih lagi sistem kekebalan pada bayi dan anak belumlah sempurna. Nah, ketemu kan jawabya? Bahwa ternyata hujan bukan satu-satunya penyebab terjadinya flu dan batuk pilek pada anak. Penyakit tersebut kapanpun bisa menular dalam suasana komunitas yang memang rentan terjadi penularan. Jika demikian, maka bagaimanakah upaya yang dilakukan agar anak dan bayi terhindar dari flu dan batuk pilek ?
Masih bersama Bulletin Maklumat, dokter Ria pangggilan akrab dokter spesialis anak yang terkenal murah senyum dan ramah ini berbagi tips untuk semua pembaca seperti berikut ini :
1. Menyusui selama mungkin
Susuilah bayi anda selama mungkin. Terlebih lagi jika umur bayi masih berada dalam masa ASI ekslusif enam bulan pertama. ASI mengandung begitu banyak antibodi zat pelawan infeksi. Tak heran, bayi yang sering disusui jarang terserang batuk pilek. Ingat ASI mengandung kolostrum yang berguna sebagai antibodi dan menjaga tubuh dari infeksi. Kehangatan ASI juga bermanfaat membantu melegakan hidung bayi dan memperbaiki sirkulasi pernafasannya.
2. Hindari risiko Penularannya
Jangan membawa bayi berpergian ke tempat-tempat yang padat pengunjung di musim flu. Seperti ke mal atau resepsi pernikahan misalnya. Urungkan pula niat mengundang para sepupu yang biasa heboh berlarian dengan hidung beringus atau memboyong bayi anda ke arisan keluarga besar. Hampir pasti, si kecil akan jadi ‘piala bergilir’ yang diciumi dan dioper kesana-kemari. Wah, sama artinya dengan jadi sasaran empuk ketularan flu!
Nah, sebaiknya siapapun mulai bersedia mengenakan masker. Terlebih lagi, bagi yang sudah merasakan gejala flu. Bagi yang masih sehat, memakai masker bisa bermanfaat untuk menangkal flu. Bagi yang sudah terlanjur sakit pemakaian masker dapat menutup tersebarnya flu. Jika tidak, maka penularan akan terus berlanjut dan berulang menyebar ke mana-mana termasuk pada bayi dan anak-anak.
3. Perbanyak asupan sayur dan buah
Jika bayi sudah mulai makan makanan padat, barilah sayur dan buah-buahan. Karena di dalamnya mengandung Phytonutrients, yaitu zat yang dapat meningkatkan imunitas tubuh. Semakin gelap warna sayur dan buah, semakin banyak pula phyto yang terkandung di dalamnya. Sumbernya? Tomat, semangka, ubi, buah naga merah juga sayuran berdaun hijau tua seperti bayam.
4. Jaga kebersihan tempat tidur bayi
Selalu cuci tangan sebelum menyentuh bayi, dan jaga kebersihan di sekitar tempat tidur ataupun lingkungan bayi. Bersihkan boneka atau mainannya yang mungkin menjadi sumber kontaminasi flu. Anda juga sudah pasti tahu kebiasaan bayi. Mereka akan memegang mainannya dan berusaha memakannya. Pada usia mereka, semua yang dipegang maupun dilihat dianggapnya adalah makanan. Maka tangan dan benda-benda di sekitar bayi sangat penting untuk dijaga dan selalu dibersihkan.
5. Istirahat atau tidur yang cukup
Usahakan agar bayi lebih sering tidur, meskipun itu bukan waktu tidurnya. Dengan tidur dapat memperbaiki daya tahan tubuhnya menjadi lebih baik. Saat tidur adalah saat penting bagi bayi dalam proses pertumbuhan dan membangun kekebalan tubuh dari segala penyakit. Tidur juga bisa mengembalikan vitalitas tubuh bayi.
6. Menjaga jalan nafas
Seandainya flu atau pilek mulai mengganggu jalan nafasnya, miringkan kepala bayi ke satu sisi untuk membuatnya agar tetap bisa bernafas. Memang dia akan rewel saat sesuatu mulai menyumbat hidungnya. Namun, dia akan mulai tenang saat mendapatkan saluran nafasnya kembali normal. Ia akan tertidur pulas jika sudah mulai nyaman dengan jalan nafasnya yang mulai lancar.
7. Bersihkan hidungnya
Hidung merupakan pintu masuk kuman ke dalam tubuh. Jika bayi terlanjur terkena pilek, ini adalah pengobatan rumah yang praktis dan mudah. Bersihkan hidungnya secara hati-hati menggunakan tissue steril dan penyedot ingus khusus bayi. Sedotan ini tersedia di apotik atau babyshop terpercaya. Atau manjakan bayi anda dengan sauna uap hangat yang bermanfaat untuk mengencerkan lendir yang menyumbat saluran hidungnya. Lalu, bantulah secara hati-hati mengeluarkannya menggunakan sedotan. Atau ajari mengeluarkannya sendiri dengan menunjukkan ekspresi batuk atau bersin yang mudah ditirukan oleh bayi atau anak anda.
8. Kenakan baju hangat
Kenakan baju hangat pada buah hati anda. Perasaan hangat akan membuatnya lebih senang dan nyaman. Perasaan nyaman dan senang merupakan suasana psikologis yang baik bagi ketahanan tubuh (antibody) dalam menghadapi serangan penyakit.
Nah, ternyata belum tentu hujan sebagai penyebab flu pada bayi dan anak, bahkan juga pada orang dewasa. Banyak hal yang bisa menjadi causa primanya. Waspada dan selalu mengenakan pelindung diri (masker) adalah tindakan pencegahan yang dianjurkan setiap kali berada di tengah kumpulan manusia yang padat, kurang bersih, dan tidak sehat. Semoga bermanfaat. (Yahya-F).
Leave feedback about this